Halaman

Kamis, 13 Desember 2012

TRADISI MEMBACA MAHASISWA


Salah satu kegiatan penting yang tak lepas dari aktivitas sehari-hari yaitu membaca. Dengan membaca dapat diperoleh berbagai manfaat dan informasi yang dapat memperluas wawasan terlebih lagi bagi mahasiswa. Dalam kesehariannya mahasiswa tak lepas membaca dalam menimba ilmu pengetahuan. Namun sayang, tidak semua mau menjamah buku untuk penyegaran rohani intelektualnya.  Mahasiswa dan buku bak menjadi pasangan yang tidak pernah akur atau mungkin lebih tepatnya justru pasangan yang lum pernah bertemu. Tradisi minat membaca mahasiswa zaman sekarang masih sangat rendah. Adapun hal yang sangat memaksa mahasiswa untuk membaca buku tiada lain bila ada tugas-tugas yang dberikan oleh dosennya. Penyakit yang sudah mulai mewabah dikalangan mahasiswa semacam perilaku hedonis telah menjadi penghambat dalam meningkatkan gairah membaca buku. Slogan “ Buku Adalah Jendela Dunia” tentu  bukanlah suatu yang mengada-ngada. Lebih sering membaca, lebih terbuka pula cakrawalan pengetahuan yang dimiliki. Mahasiswa tidak lagi berpikiran sempit bila memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas. Dengan sering membaca buku pula akan membangun pondasi melalui penataan bata-bata ilmu dan pengetahuan sehingga kualitas landasan berpikir, bertindak mahasiswa dan hebatnya bisa mempengaruhi cara pandang tentang dunia. 

Perpustakaan merupakan salah satu unsur penunjang yang paling penting dalam dunia pendidikan tinggi adalah keberadaan sebuah perpustakaan. Adanya sebuah perpustakaan sebagai penyedia fasilitas yang dibutuhkan terutama untuk memenuhi kebutuhan civitas akademik  akan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kampus itu sendiri. Salah satu tujuan utama penyelenggaraan kegiatan belajar di Perguruan Tinggi adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas mempunyai wawasan luas dan mendalam serta tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang yang digelutinya. Seorang mahasiswa yang ingin mencapai sukses dalam studinya harus mempunyai strategi khusus dalam memanfaatkan waktu untuk belajar semaksimal mungkin dan senantiasa memprediksi lima atau enam tahun ke depan, pada saat meninggalkan Perguruan Tinggi dan mengaplikasikan ilmunya di lapangan. Belajar mandiri (self education) adalah ciri khas belajar di Perguruan Tinggi, ini berarti bahwa inisiatif untuk belajar aktif dituntut lebih ketika mendengar kata itu banyak pada mahasiswa, salah satunya dengan memanfaatkan waktu yang tersisa di perpustakaan. 

Manfaat perpustakaan sangat penting untuk mengasah kemampuan analisis dan perdalam materi perkuliahan. Perpustakaan memiliki bahan pustaka yang beraneka ragam jenisnya. Buku-buku sebanyak mungkin harus dibaca, baik buku yang dianjurkan dosen maupun buku lain yang tidak dianjurkan. Disarankan agar mahasiswa tidak membatasi diri hanya membaca buku yang dianjurkan dosen tetapi bacalah buku mengenai fenomena yang sama sebanyak mungkin, karena pandangan dari banyak pakar dengan membaca berarti memperluas wawasan  mengenai objek studi yang dipelajari.  Dengan membaca buku akan membuka cakrawala dunia. Dengan membaca suatu bacaan, seseorang dapat menerima informasi, memperdalam pengetahuan, dan meningkatkan kecerdasan. Pemahaman terhadap kehidupan pun semakin tajam karena membaca dapat membuka cakrawala untuk  berpikir kritis dan sistematis. Membaca bisa menjadi kegiatan sederhana yang membutuhkan modal sedikit tetapi menuai banyak keuntungan.

Karya : Widya A1-11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar