Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menegaskan para guru di
Indonesia siap menerapkan kurikulum baru mulai tahun ajaran 2013/2014 atau Juli
2013. Namun, pemerintah akan terus melakukan sosialisasi sehingga penerapannya
berlangsung dengan baik. Menurut Mendikbud kurikulum tahun 2013 ini dimaksudkan
agar murid memiliki kompetensi memadai, meningkatkan kemampuan matematika,
lebih kreatif dan akrab dengan data-data. Karena itu, guru diminta tidak perlu
cemas bahkan jangan dipolitisasi berlebihan. "Guru jangan khawatir karena
kurikulum tersebut untuk membenahi kualitas pendidikan. Kurikulum sebelumnya
membebani anak seperti untuk anak SD kelas 1 sudah diharuskan bisa membaca,
sehingga mau tidak mau, anak tersebut diajarkan membaca ketika berada di taman
kanak-kanak (TK). Padahal, TK bukanlah sekolah melainkan tempat bermain
sekaligus mengenalkan anak pada lingkungannya."
Kurikulum
baru siap diterapkan di semua jenjang pendidikan pada tahun ajaran 2013/2014.
Meski belum akan diterapkan lansung di semua kelas, namun Yogyakarta telah siap
untuk melaksanakan kurikulum baru. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Yogya,
Edy Heri Suasana, menuturkan, untuk tahun pertama kurikulum baru memang akan diterapkan
sebesar 30 persen. Sementara sisanya akan dilaksanakan secara bertahap pada
tahun-tahun berikutnya. “Maksudnya 30 persen adalah di masing-masing jenjang
pendidikan belum penuh untuk semua kelas, yaitu untuk SD mulai kelas 1 dan IV,
lalu di SMP kelas VII dan SMA kelas X,” jelasnya.
Edy
menilai kebijakan yang diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
tersebut sudah tepat. Mengingat kurikulum baru membutuhkan penyesuaian, baik
dari kesiapan sekolah maupun guru pengajar. “Nantinya di tahun berikutnya akan
ada gradasi secara bertahap, misalnya meningkat per kelas,” imbuhnya. Edy juga
berujar seluruh sekolah di Kota Yogya telah siap menerapkan sistem kurikulum tersebut mulai tahun ajaran
mendatang. Ia juga berujar akan menunggu kisi-kisi kurikulum baru yang akan
dikeluarkan Kemendikbud. “Kalau memang Kemendikbud sudah memutuskan seperti
itu, kami yang di Kota Yogya siap melaksanakan,” kata Edy. Terkait uji publik
kurikulum baru yang dilaksanakan pada Desember tahun lalu, pihaknya pun telah
memberikan sejumlah masukan. Terutama terkait porsi muatan lokal yang
melingkupi pembelajaran seni budaya daerah. “Itu juga telah kami sampaikan
dalam masukan, artinya seni budaya yang memuat warisan budaya lokal atau daerah
harus tetap diberikan porsi,” terangnya.
Sumber: Tribun Jogja, Rabu 9 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar