Halaman

Minggu, 13 Januari 2013

YOGYAKARTA SIAP TERAPKAN KURIKULUM BARU

          Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menegaskan para guru di Indonesia siap menerapkan kurikulum baru mulai tahun ajaran 2013/2014 atau Juli 2013. Namun, pemerintah akan terus melakukan sosialisasi sehingga penerapannya berlangsung dengan baik. Menurut Mendikbud kurikulum tahun 2013 ini dimaksudkan agar murid memiliki kompetensi memadai, meningkatkan kemampuan matematika, lebih kreatif dan akrab dengan data-data. Karena itu, guru diminta tidak perlu cemas bahkan jangan dipolitisasi berlebihan. "Guru jangan khawatir karena kurikulum tersebut untuk membenahi kualitas pendidikan. Kurikulum sebelumnya membebani anak seperti untuk anak SD kelas 1 sudah diharuskan bisa membaca, sehingga mau tidak mau, anak tersebut diajarkan membaca ketika berada di taman kanak-kanak (TK). Padahal,  TK bukanlah sekolah melainkan tempat bermain sekaligus mengenalkan anak pada lingkungannya."
Kurikulum baru siap diterapkan di semua jenjang pendidikan pada tahun ajaran 2013/2014. Meski belum akan diterapkan lansung di semua kelas, namun Yogyakarta telah siap untuk melaksanakan kurikulum baru. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Yogya, Edy Heri Suasana, menuturkan, untuk tahun pertama kurikulum baru memang akan diterapkan sebesar 30 persen. Sementara sisanya akan dilaksanakan secara bertahap pada tahun-tahun berikutnya. “Maksudnya 30 persen adalah di masing-masing jenjang pendidikan belum penuh untuk semua kelas, yaitu untuk SD mulai kelas 1 dan IV, lalu di SMP kelas VII dan SMA kelas X,” jelasnya.
Edy menilai kebijakan yang diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut sudah tepat. Mengingat kurikulum baru membutuhkan penyesuaian, baik dari kesiapan sekolah maupun guru pengajar. “Nantinya di tahun berikutnya akan ada gradasi secara bertahap, misalnya meningkat per kelas,” imbuhnya. Edy juga berujar seluruh sekolah di Kota Yogya telah siap menerapkan sistem  kurikulum tersebut mulai tahun ajaran mendatang. Ia juga berujar akan menunggu kisi-kisi kurikulum baru yang akan dikeluarkan Kemendikbud. “Kalau memang Kemendikbud sudah memutuskan seperti itu, kami yang di Kota Yogya siap melaksanakan,” kata Edy. Terkait uji publik kurikulum baru yang dilaksanakan pada Desember tahun lalu, pihaknya pun telah memberikan sejumlah masukan. Terutama terkait porsi muatan lokal yang melingkupi pembelajaran seni budaya daerah. “Itu juga telah kami sampaikan dalam masukan, artinya seni budaya yang memuat warisan budaya lokal atau daerah harus tetap diberikan porsi,” terangnya.

Sumber: Tribun Jogja, Rabu 9 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar